Selasa, 22 Januari 2013

Memilih busi yang cocok untuk sepeda motor anda


     Busi merupakan salah satu bagian penting juga dari sebuah sistem pengapian pada sepeda motor. Fungsinya digunakan untuk menghasilkan percikan bunga api yang kemudian digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder pada akhir langkah kompresi, yang akhirnya menghasilkan energi untuk menggerakan piston dalam silinder.
     Dalam memilih busi ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor keadaan lingkungan maupun dari segi motor, beberapa faktor yang paling dominan dalam memilih busi yaitu :
 
1.    Suhu lingkungan sepeda motor anda berada.
Untuk daerah cuaca iklim yang dingin, seperti daerah pegunungan, dataran tinggi. Maka dianjurkan memakai busi yang lebih panas.
Pemakaian busi dingin akan menyebabkan terjadinya carbon fouling (penumpukan carbon) yang menyebabkan mesin akan susah hidup.
Untuk daerah dengan cuaca iklim panas, seperti dataran rendah dan perkotaan, maka dianjurkan menggunakan busi yang lebih dingin. Memakai busi panas pada kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya pre ignition (pembakaran dini) yang dapat menyebabkan mesin jadi cepat aus.
2.    Besarnya kapasitas silinder (CC)
Untuk mesin dengan kapasitas silinder besar (>160), direkomendasikan menggunakan busi dingin. (Standar 7 ngk dan 22 denso)
3.    Besarnya rasio kompresi dan tekanan kompresi
Mesin dengan rasio kompresi tinggi (diatas 10:1) dan tekanan kompresi tinggi (>1500kPa) dianjurkan menggunakan busi tipe dingin.

Berikut ini pengertian dari busi panas dan busi dingin :

Busi Panas
1.Busi panas adalah busi yang mampu menyerap serta melepas panas lebih lambat.
2.Busi panas tidak bekerja dengan baik  pada ruang bakar temperatur tinggi, bila temperatur ruang bakar mencapai sekitar 870 derajat celcius, maka akan terjadi proses pre ignition, dimana bahan bakar akan menyala sebelum waktunya sebelum busi memercikkan bunga api yang menyebabkan motor akan berjalan tidak sesuai (brebet).
 Catatan
1.Pre Ignition ini adalah proses yang terbakarnya bahan bakar sebelum waktunya dalam siklus pembakaran motor 4 langkah.
2.Terjadinya pre ignition ini bisa dikatakan over heating (pemanasan extrem).
3.Terjadinya pre ignition ini dapat merusak kinerja dari piston, valve, connecting rod, bahkan crankshaft atau poros engkol.
4.Warna yang tampak pada busi bila terjadi pre ignition adalah putih pucat, bahkan dalam kondisi terburuk busi bisa meleleh.

Busi Dingin
1.Busi dingin adalah busi yang mampu menyerap serta melepas panas lebih baik atau lebih cepat.
2.Busi dingin ini tidak bekerja dengan baik pada temperatur ruang bakar yang rendah. Jika temperatur ruang bakar terlalu rendah hingga dibawah 400 derajat celcius, maka akan terjadi proses carbon fouling, dimana bahan bakar tidak terbakar habis atau sempurna sehingga bahan bakar tadi akan menumpuk pada busi.
Catatan
1.Apabila suhu ruang bakar semakin rendah, maka terjadi miss fire atau ketidakmampuan busi membakar bahan bakar akibat suhu mesin tidak ideal.
2.Penumpukan endapan karbon ini semakin semakin lama akan menyebabkna tumpukan kerak karbon yang lama kelamaan menjadi keras dan akibatnya menjadi sumber panas kedua (arang) setelah busi dan hal inilah juga yang menyebabkan gejala detonasi atau knocking atau ledakan kedua setelah busi memercikkan bunga api.
3.Gejala detonasi ini adalah proses pembakaran yang tidak diharapkan untuk mesin busi. Detonasi ini dapat menyebabkan kerusakan pada piston.
4.Terjadinya carbon fouling ini dapat mempercepat umur pakai busi.
5.Warna yang tampak pada busi bila terjadi carbon fouling adalah hitam kering.

     Sekian info dari saya semoga dapat membantu anda dalam memilih busi yang cocok untuk  motor anda. Bila ada kritik dan saran maupun komentar, silahkan tulis di kolom komentar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar